30 Agustus 2009

Addicted to OL shopping

5 komentar
Sudah lama ya saya (lagi2) tidak membuat catatan kecil kehidupan saya di blog ini. Mengaku suka menulis, tapi nggak pernah posting, sama aja bohong sedih. Setelah addicted to FB-ing, sekarang saya lagi tergila-gila dengan Twitter. Sekali lagi, tak bisa saya bayangkan sebelumnya bahwa untuk mandi, atau makan saja semua orang di dunia harus tahu tentang itu.

Baik. Sesuai judul posting ini saya akan mencoba kegilaan baru saya yang lain, akibat telah 'terjerumus' di dunia maya.

Fenomena OL shopping memang sudah ada dari beberapa tahun yang lalu. Tapi, saya sama sekali tidak tertarik mencoba. Belanja dengan datang langsung ke toko dan menawar habis-habisan jelas punya kepuasan sendiri. Bisa tahu barangnya langsung + harga jauh lebih murah. Sampai akhirnya, banyak sekali OL Shop yang add FB saya. Tag nama saya di foto jualannya. Lama-lama, saya tergoda juga untuk melihat foto nya, komentar sana-sini, tanya via PM, tapi akhirnya cuma sekedar tanya, buat beli saya masih mikiiiirrr panjang (antara ragu + gak ada duit sengihnampakgigi)

Tapi, karena saya orangnya penasaran dan ingin sekali mencoba sesuatu yang baru, maka saya memutuskan buat beli barang yang murah dulu via OL. Pilihan saya jatuh pada PARFUM. Parfum KW. Saya sendiri bukan termasuk orang yang suka memakai parfum. Mending pakai body spray yang aromanya nggak bikin pusing. Tapi, nggak ada salahnya mencoba. Googling parfum favorit yang baunya enak. Cari review OL Shop yang recommended. Dan saya temukan di sini, salah satunya yang banyak membantu. Lalu pilihan saya jatuh pada toko ini.

Saya memutuskan untuk beli tester satu lusin parfum KWS, seharga Rp 80.000. Awalnya, saya tanya-tanya dulu lewat komen di blognya, via PM, 'n sms (oh ya, akhirnya saya juga bikin Multiply Account demi mencoba OL shopping ini encem ). Setelah order di hari Kamis, saya baru menerima barangnya hari Senin pagi. Awalnya, agak deg-degan juga kenapa kok lumayan lama nyampenya dari perkiraan 2-3 hari. Btw, dari 12 macam parfum yang saya pesen, cuman ada 5 macam parfum yang sesuai request saya (sisanya, pasrah dengan selera "Fresh Parfum" seller).

Seminggu kemudian, setelah puas dan lega karena belanjaan nyampai dengan selamat, saya memutuskan untuk beli tas KW. Googling, bandingin harga toko satu dengan yang lain, sampai bandingin harga dan barang nya langsung di Pasar Atom, Surabaya. Haha6. Agak ribet ya jadinya. OL Shop yang harusnya membuat belanja jadi lebih praktis, malah bikin ribet dan keluar ongkos banyak. Yah, namanya juga pembeli amatiran dan nggak mau rugi buat dapat harga yang paling murah senyumkenyit.

Finally, akhirnya saya membeli sebuah tas LV dari site ini.

Pilihan pertama karena alasan warna. Hampir semua tas yang sudah saya punya adalah warna coklat. Maka, saya mencoba menutup mata saya dari tas-tas warna coklat yang memang lebih banyak pilihan nya dibanding tas warna lain. Maka, saya memilih warna basic lainnya yang belum saya punya. Hitam. Pilihan kedua, karena modelnya unik. Belum pernah saya melihat tas LV model begini. Sayangnya, waktu saya mencoba ke site aslinya, kok nggak ada model seperti ini??? Haha6x. Sutra lah, yang jelas butik88.com ini membuat saya puaaass sekali belanja di sini. Karena pertanyaan saya dijawab dengan baik oleh CS nya via SMS dan YM. Dan beda dengan pengalaman belanja OL pertama saya, barangnya nyampe cuma satu hari!!! Senin jam 12, saya transfer, eh, Selasa siang sudah nyampe. Padahal ongkir nya sama-sama Rp 14.000. Dan satu lagi, Hari Sabtu dan Minggu pun masih terima order dan pengiriman.

Ohya, harga tas di site ini juga lebih murah dibanding yang lain. Karena saya seringkali menemukan tas dengan model dan foto yang sama, namun harga beda. Maka, lagi-lagi saya googling dengan keyword kode tas, dan tenyata di site ini yang paling murah. Di site ini, foto tas nya juga lengkap. Tampak depan, belakang, samping, dalam, semuanya ada. Jadi lebih mantep rasanya belanja di sini. Setelah barangnya nyampe pun, ternyata harganya worth it dengan barangnya. Its very recommended seller!

Selisih dua minggu kemudian, saya mencoba mencari tas lagi. Kali ini tas selempang warna merah. Lucu aja punya tas warna merah, lagipula tas merah cocok dipadukan dengan baju warna hitam, putih atau merah. Setelah gagal membeli tas LV selempang warna merah, karena dah Sold Out (dan seller baru memberitahukannya di detik-detik terakhir saya mau transfer), setiap kali ada tas KW yang warna merah dan bisa diselempang, saya langsung tanya sana-sini ma seller nya. Kepenginnya sih saya beli lagi di site yang kemaren, tapi karena Chanel Classic Red nya adanya Gold Chain, padahal saya penginnya Silver Chain, plus warna merahnya yang ketuaan, akhirnya lagi-lagi saya pending deh dan mencari-cari OL Shop lain. Sampai akhirnya, saya melihat ada tas yang sesuai keinginan di salah satu OL Shop di Facebook. Sebenernya, jujur, buat yang ini, saya agak pasrah, habisnya fotonya cuman ada tampak depan saja. Tapi, karena saya sudah capek cari-cari tas lagi, dan dah mupeng ma warna merahnya yang ngejreng, akhirnya saya memutuskan buat beli.

Lagipula, yang beda nih ma OL Shop lain, fotonya ini foto jepretan asli. Sayangnya, waktu saya mencoba tanya panjang lebar via sms, jawabannya kurang memuaskan. Terlalu pendek, dan tidak menjawab semua pertanyaan2 saya.

Karena saya baru bisa transfer hari Minggu, dan di hari sebelumnya, saya sudah tanya batas transfer jam berapa, dan seller bilang kalau batas transfernya jam 16.00, maka lega lah saya, karena kalau saya transfer jam 15.00, masih bisa dunk buat dikirim di hari yang sama. Selesai transfer, saya confirm, dan berharap dikirim di hari itu juga, sesuai sms nya sebelumnya. Tapi, ternyata, seller bilang nggak bisa, TIKI di tempatnya tutup jam 12 (Loh??? Loh kok beda jawabannya ma yang kemaren?? ) dan barang baru akan dikirim hari Selasa (hari Senin nya tanggal merah, 17 Agustus). Oh, Ok lah, toh saya juga nggak keburu-buru.

Selasa, saya nggak confirm lagi dunk, karena saya pikir, seller nya pasti inget dan sudah nyatet. Tapi, ternyata, jam 19.30 an ada sms, "Sist, yg kmren pesen tas ya. Saya tunggu sms nya kok nggak ada.", saya bales " Loh, jadi blm dikirim? Saya kan pesennya dah dari hr Minggu. Sy pikir mbak dah tahu.", "Oh, sorry, ya udah, saya kirim hari ini.", balasnya lagi via SMS.

Agak mengherankan memang kok jadi jam setengah 8 mlm kok bisa kirim barang, setelah awalnya bilang max. jam 16.00, lalu berubah ke jam 12.00. It doesnt matter, mungkin dia punya urusan yang lebih penting saat di hari Minggu kemaren.

Untungnya, Rabu siang saya sudah terima tas nya. Alhamdulillah melebihi harapan saya. Karena fotonya cuma tampak depan saja, maka saya nggak nyangka kalau tasnya double flap. Yang agak saya sesalkan adalah ada beberapa kulit nya yang sudah mengelupas (kecil2 ngelupasnya, tidak terlalu terlihat). Saya sudah complain ke seller nya, tapi yah mau gimana lagi, ribet bgt kalau harus kirim balik. Saya nya saja yang nantinya harus lebih hati-hati makainya.

Ok, kesimpulannya, belanja OL tidak menakutkan kok ternyata. Bikin ketagihan bgt, malah. Sebulan kemaren saya 3x belanja OL. Dampaknya terasa bgt bulan ini, tabungan habis dan saya sedang kebingungan mencari modal di hari Lebaran besok nangih.

06 Juli 2009

Panjaaaang ceritanyaaaa :D

9 komentar

Kata orang, perempuan punya kesempatan lebih banyak untuk memilih pasangan yang dirasa tepat mendampingi sisa-sisa hidupnya.

Cocok, jalan.

Gak cocok, tolak aja, dan pilih yang lainnya.

Maka, meskipun telah menjalani masa pacaran yang lama dengan kekasih saya, saya masih mencoba membuka hati kepada laki-laki lain. Sebelum janur kuning melengkung, kata orang.


Teman laki-laki saya sedikit sekali.

Kalau berkenalan karena sekelas, seangkatan atau satu sekolah, itu pasti sekedar teman saya.

Kalau di luar itu, oh berarti itu kekasih saya.

(Tidak dikriteriakan begitu, tapi nyatanya saya selalu berpacaran dengan laki-laki di luar lingkungan teman-teman sekolah)

Maka, begitu heran dan shock nya saya, kekasih saya yang sekarang, begitu over protective nya pada saya.

Tak boleh ada nama seorang laki-laki pun dalam daftar teman saya.

Maka,

Saya tutup account Friendster. Atas suruhannya.

Saya buat account Facebook. Tanpa sepengetahuannya.

Bohong?

Ah, saya masih lebih memilih bohong daripada harus kehilangan teman-teman terbaik saya.

Toh, tujuan saya hanya satu. Hanya ingin menambah teman dan menjalin silahturahmi pada teman-teman lama.

Dan saya juga tetap ingin bersama dia. Belahan hati saya.

Walau, saya tahu konsekuensinya, ketika saya menikah dengannya nanti, saya harus mau mengikuti apa katanya, sebagai suami saya.

Seperti dia selalu bilang, itu semua demi kebaikan saya. Dia tidak mau saya tergoda rayuan laki-laki lain.

"Ah, tapi bukan begitu caranya!!!" , begitu sanggahan saya.

"Saya bisa dipercaya. Berteman bukan berarti saya suka dengan laki-laki itu. Menjawab telepon, membalas SMS… Sama seperti kamu berteman dengan teman-teman perempuanmu."

"Pokoknya nggak!!!", tegasnya

Dan begitulah titik klimaksnya ketika kami berdebat tentang ini. Ego, keras kepala, bercampur dengan rasa sayang dan cemburu yang berlebihan.

Kalaupun dia bilang, "Ok, kamu silahkan berteman dengan siapa saja… Saya toh nggak mau tahu." , dan itu artinya "Sudah dinasehatin satu kali, maka buang-buang waktu buat tanya-tanya lagi!!!"

At this end, I choose my own way.


Dan saat itu ternyata tiba,

Disaat gundah-gundahnya dengan hubungan saya dengan kekasih dengan sifat seperti itu, saya menjalin hubungan akrab dengan sahabat lama saya di SMA. Tentu saja, bukan karena FB. Namanya sudah lama ada contact list Hp saya. Mula-mula sms biasa, walau lama-lama jadi sms nggak penting. Tapi tetap saja, kami nggak pernah menggunakan kata-kata yang "lebih dari teman". Hanya sekedar perhatian. Yang jarang sekali kekasih saya lakukan.

Tapi, saya merasa telah membagi hati saya kepada laki-laki lain. Kekasih saya bukan satu-satunya laki-laki dalam hidup saya saat itu yang bisa membuat saya bahagia.

Saya khilaf.

Yah, meski, sekali lagi, antara saya dan dia, tidak pernah ada kata-kata yang menjurus lebih dari sekedar hubungan persahabatan.

Dan, saya masih tetap mantap memilih kekasih saya.

Maka, ketika waktu berlalu,

Sahabat saya memberi kabar kalau dia telah jadian dengan perempuan lain.

Perasaan saya? Biasa saja.

Saya sampai heran, padahal dulu saya sempat cemburu, ketika dia memuji perempuan lain di hadapan saya. Ah, ternyata…

Itu hanya perasaan lalu.

Sesaat.

Berbeda pasti, jika saya mendengar kekasih saya jadian dengan perempuan lain. Walau sudah 5,5 tahun pacaran, pasti saya akan marah, dan cemburu berat jika dia melakukan itu.


Ah, ternyata kamu benar, sayang.

Saya tergoda.

Dan saya tak menyesali proses ini.

Jika tidak begitu, bagaimana bisa tahu kelebihan kekasih dibanding dengan lelaki lain (Dan saya menemukan banyak kelebihan pada diri kekasih tercinta).

He's the best 4 me. Only n forever malu.

05 Juli 2009

Sindrom 25

3 komentar

Mungkin inilah yang dinamakan sindrom umur 25 tahun.

Untuk perempuan yang akan atau telah memasuki umur seperempat abad.


Sudah seringkali saya membaca status Facebook teman-teman perempuan sebaya saya yang berbunyi:

"Datang ke acara keluarga, pasti itu terus pertanyaannya..."

"Bulan ini musim nikah.. Aku kapan???"

...dan status sejenisnya.


Saya yang membaca ini pun jadi geleng-geleng kepala, karena saya pernah membaca 10 status yang artinya sama, yang ditulis oleh teman yang berbeda, pada hari yang sama.

Seperti janjian dulu menulis status ini.


Sudah betapa ngebetnya mereka-mereka menikah ya...

SAMA SEPERTI SAYA!!!

sengihnampakgigi


Entahlah.

Pertanyaan tentang pernikahan ini memang makin menganggu dan mengelilingi kehidupan saya beberapa bulan terakhir ini


Kalau itu dilontarkan dari mulut seorang teman, atau saudara,

Ah, masa bodo!!!


Masalahnya, pertanyaan ini datang dari mulut ibu saya sendiri bising

"Kapan perkenalan???"

"Kapan dilamar??",

terkadang sambil menyebut nama seorang tante (baik adik kandungnya atau tante "tetangga" dan "teman" beliau yang sudah mempunyai cucu)

"Masa kalah..."


Serta dari mulut adek saya, Eggy, yang senang banget dengan anak kecil

"Mbak Dewi tahun depan ya...",

dan dia sudah membayangkan akan punya keponakan tahun depan,

sambil bertanya-tanya akan diberi nama apa anak saya nanti.


DOH!!!

*sambil berpikir klo tujuannya cuma cucu dan keponakan, apa mending kawin aja daripada nikah??? *


Untunglah saya sudah punya pacar 5,5 tahun terakhir ini.

Walau belum ada signal-signal akan diresmikan ke pelaminangigil


Agak berbeda ceritanya ketika seorang teman saya yang lain, dianjurkan (atau disuruh?) nikah tahun depan oleh ibu nya, padahal dia (sedang) nggak punya pacar.

Hmm... masih lebih baik nasib saya, bukan ??!


Ooh, ibu-ibu itu tega nian!!!

Jadi kepikiran sbenarnya ini sindrom gadis umur 25 tahun, atau sindrom para ibu yang takut anak gadisnya nggak nikah-nikah fikir ???

 

My PLayGround Copyright 2009 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipietoon | All Image Presented by Online Journal


This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates