Media massa beberapa minggu ini heboh memuat berita tentang Ponari, dukun cilik dari Jombang (coba baca ini).
Saya merasa miris, bercampur dengan takjub, heran dan khawatir ketika melihat banyak sekali orang yang datang mengantre untuk berobat kepada Ponari.
Perasaan yang sama ketika saya melihat kejadian pembagian zakat yang terjadi di bulan Ramadhan lalu yang menewaskan beberapa orang.
Apakah terlalu banyak orang yang sedang sakit saat ini?
Apakah terlalu banyak orang miskin saat ini?
Hmm, saya tak mau membahasnya soal itu kali ini, pasti akan sangat panjang (Biarlah menjadi tugas para kritikus dan politisi saja untuk membahas masalah ini dari sisi 'gagalnya' pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, pelayanan kesehatan dsb.)
Yang pasti, yang terlintas pada saya saat melihat berita Ponari adalah apakah begitu hebatnya kuasa mistik saat ini sehingga banyak orang yang mempercayainya?
Pengobatan alternatif memang merupakan salah satu cara untuk mengobati penyakit ketika kepercayaan pasien pada dokter sudah semakin menipis, dan ketika jalan logika sudah tidak membuahkan hasil.
Tapi, meski antara percaya tidak percaya dengan pengobatan alternatif, namun saya tetap setuju setuju saja, jika memang dokter sudah angkat tangan, boleh saja mencoba pengobatan alternatif. Namun, tentu saja, harus tetap pengobatan alternatif yang masuk di akal (seperti pijat, mungkin).
Saya jadi ingat dengan kisah (alm.) Pakdhe saya yang sakit stroke. Saat itu pihak keluarga sudah mau membawanya ke seorang yang dianggap "pintar" yang sudah terbukti dapat menyembuhkan orang berpenyakit sama, namun karena orang "pintar" tersebut dirasa janggal, dan punya hubungan dengan bangsa jin dalam menyembuhkan pasiennya, maka Pakdhe saya menolak mentah-mentah ajakan tersebut. Di saat sakit parah, beliau masih saja memikirkan apa itu syirik, musyrik dan sebagainya. Hmm… betapa tidak banyak orang yang seperti beliau, yang memilih untuk lebih baik sakit di dunia daripada di akhirat.
Entahlah, saya sendiri masih menerawang dan memberi tanda tanya besar pada semua hal yang mistik. Tidak hanya pada pengobatan alternatif dan segala kelengkapannya, namun juga pada hal-hal yang berbau Kejawen.
Untunglah, meskipun saya orang Jawa asli, namun keluarga besar saya tidak menganut asas Kejawen dalam hidupnya. Sekedar hanya menuruti ajaran orang-orang kuno Jawa, yang masih masuk di akal bolehlah, seperti jangan menyapu malam-malam, nanti rejekinya hilang (padahal saya juga tidak tahu, apa hubungan sebab akibatnya sih..), jangan keluar waktu Maghrib, jangan duduk di depan pintu, dan lain sebagainya.
Hmm, saya jadi ingat ketika bulan puasa lalu, ketika mudik ke Magelang, saya sempat melihat pagelaran Jantilan. Pagelaran yang diadakan setiap kali ada warga yang mempunyai hajatan penting, seperti pernikahan dan khitanan. Semacam tari-tarian dengan memakai topeng diiringi gamelan dan lagu Jawa, dan biasanya di akhir pertunjukan tersebut akan ada yang kesurupan. Pada saat itu, ada satu warga yang kesurupan dan baru sadar keesokan harinya, ketika dia akhirnya dibawa ke kuburan sang arwah yang mengisi raganya. Dan sebab musabab kesurupannya, ternyata adalah karena bunga sesajen nya kurang satu jenis .
Jujur, dalam hati saya, saya tak percaya dengan semua hal tersebut, namun ada buktinya juga jika semua ini memang ada dalam kehidupan kita.
Teringat pula ketika saya masih kuliah, ada tugas tentang meneliti media massa yang dirasa "aneh", dan saya memilih menganalisis isi majalah Liberty (sejak ada isu UU Pornografi, cover majalah ini sudah agak berbeda dengan sebelum ada isu UU Pornografi, namun saya tidak tahu juga isinya, karena saya tidak pernah membelinya lagi sejak tugas kuliah saya selesai). Agak terkaget-kaget juga saya melihat isi iklan yang ada dalam majalah ini, karena ternyata semua iklannya adalah tentang jual beli benda pusaka, pemasangan susuk, dan hal-hal ‘ajaib’ lainnya. Dan yang membuat saya menghela nafas berkali-kali adalah dalam iklan tersebut ada kutipan ayat-ayat Al-Quran. Saya benar-benar tak habis pikir, kenapa orang-orang tersebut berani mengatasnamakan agama untuk kepentingan syirik yang sebenarnya sangat sangat melenceng dari ajaran agama Islam.
Saya memang tahu ada beberapa ayat Alquran, Hadits yang bisa ‘menolong’ kita dari kepentingan duniawi. Di beberapa pondok pesantren pun diajarkan tentang hal itu. Tapi, saya yakin, bahwa Allah selalu memberikan petunjuk-petunjuk itu untuk digunakan umatNYA dalam hal kebaikan, bukan untuk saling menjegal lawan atau rivalnya dalam melakukan bisnis, atau untuk mempercantik diri , “mempesona diri” dengan memakai susuk. Karena yang saya tahu, Allah pun tidak menyukai sesuatu yang palsu. Bagi saya, kutipan ayat-ayat suci Alquran yang juga ampuh untuk mengobati masalah duniawai, justru akan menjadi sebuah cobaan bagi umatnya, apakah ia akan terus mempergunakannya untuk kepentingan yang baik, atau justru akan memperdagangkannya untuk kepentingan duniawi miliknya sendiri.
Adanya publikasi dunia mistik yang makin marak ada dalam media massa beberapa tahun belakangan ini, juga membuat saya geleng-geleng kepala berulang kali, karena jika dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu yang hanya berkisar tentang zodiac dan shio di media massa, maka sekarang dunia mistik memang sudah dianggap hal yang wajar dan bahkan selalu membuat pemirsa/pembaca media dibikin penasaran dibuatnya. Sudah berapa ribu kali wajah Mama Lauren atau Ki Joko Bodo muncul di media? Sama seringnya mungkin dengan munculnya wajah Luna Maya dan Ahmad Dhani di media. Yah, semoga ini memang bukan suatu tanda bahwa kiamat sudah dekat. Ketika kepercayaan pada Sang Maha Kuasa, Yang Maha Berkehendak telah digantikan dengan kepercayaan terhadap manusia, benda, bahkan hanya kepada insting manusia.
Saya mungkin keliru, ilmu agama saya juga belum begitu dalam, sejauh ini saya hanya mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya dalam hal ini, jika ada yang mau berbagi pendapat, saya dengan senang hati menerimanya. Ditunggu ya…
Saya merasa miris, bercampur dengan takjub, heran dan khawatir ketika melihat banyak sekali orang yang datang mengantre untuk berobat kepada Ponari.
Perasaan yang sama ketika saya melihat kejadian pembagian zakat yang terjadi di bulan Ramadhan lalu yang menewaskan beberapa orang.
Apakah terlalu banyak orang yang sedang sakit saat ini?
Apakah terlalu banyak orang miskin saat ini?
Hmm, saya tak mau membahasnya soal itu kali ini, pasti akan sangat panjang (Biarlah menjadi tugas para kritikus dan politisi saja untuk membahas masalah ini dari sisi 'gagalnya' pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, pelayanan kesehatan dsb.)
Yang pasti, yang terlintas pada saya saat melihat berita Ponari adalah apakah begitu hebatnya kuasa mistik saat ini sehingga banyak orang yang mempercayainya?
Pengobatan alternatif memang merupakan salah satu cara untuk mengobati penyakit ketika kepercayaan pasien pada dokter sudah semakin menipis, dan ketika jalan logika sudah tidak membuahkan hasil.
Tapi, meski antara percaya tidak percaya dengan pengobatan alternatif, namun saya tetap setuju setuju saja, jika memang dokter sudah angkat tangan, boleh saja mencoba pengobatan alternatif. Namun, tentu saja, harus tetap pengobatan alternatif yang masuk di akal (seperti pijat, mungkin).
Saya jadi ingat dengan kisah (alm.) Pakdhe saya yang sakit stroke. Saat itu pihak keluarga sudah mau membawanya ke seorang yang dianggap "pintar" yang sudah terbukti dapat menyembuhkan orang berpenyakit sama, namun karena orang "pintar" tersebut dirasa janggal, dan punya hubungan dengan bangsa jin dalam menyembuhkan pasiennya, maka Pakdhe saya menolak mentah-mentah ajakan tersebut. Di saat sakit parah, beliau masih saja memikirkan apa itu syirik, musyrik dan sebagainya. Hmm… betapa tidak banyak orang yang seperti beliau, yang memilih untuk lebih baik sakit di dunia daripada di akhirat.
Entahlah, saya sendiri masih menerawang dan memberi tanda tanya besar pada semua hal yang mistik. Tidak hanya pada pengobatan alternatif dan segala kelengkapannya, namun juga pada hal-hal yang berbau Kejawen.
Untunglah, meskipun saya orang Jawa asli, namun keluarga besar saya tidak menganut asas Kejawen dalam hidupnya. Sekedar hanya menuruti ajaran orang-orang kuno Jawa, yang masih masuk di akal bolehlah, seperti jangan menyapu malam-malam, nanti rejekinya hilang (padahal saya juga tidak tahu, apa hubungan sebab akibatnya sih..), jangan keluar waktu Maghrib, jangan duduk di depan pintu, dan lain sebagainya.
Hmm, saya jadi ingat ketika bulan puasa lalu, ketika mudik ke Magelang, saya sempat melihat pagelaran Jantilan. Pagelaran yang diadakan setiap kali ada warga yang mempunyai hajatan penting, seperti pernikahan dan khitanan. Semacam tari-tarian dengan memakai topeng diiringi gamelan dan lagu Jawa, dan biasanya di akhir pertunjukan tersebut akan ada yang kesurupan. Pada saat itu, ada satu warga yang kesurupan dan baru sadar keesokan harinya, ketika dia akhirnya dibawa ke kuburan sang arwah yang mengisi raganya. Dan sebab musabab kesurupannya, ternyata adalah karena bunga sesajen nya kurang satu jenis .
Jujur, dalam hati saya, saya tak percaya dengan semua hal tersebut, namun ada buktinya juga jika semua ini memang ada dalam kehidupan kita.
Teringat pula ketika saya masih kuliah, ada tugas tentang meneliti media massa yang dirasa "aneh", dan saya memilih menganalisis isi majalah Liberty (sejak ada isu UU Pornografi, cover majalah ini sudah agak berbeda dengan sebelum ada isu UU Pornografi, namun saya tidak tahu juga isinya, karena saya tidak pernah membelinya lagi sejak tugas kuliah saya selesai). Agak terkaget-kaget juga saya melihat isi iklan yang ada dalam majalah ini, karena ternyata semua iklannya adalah tentang jual beli benda pusaka, pemasangan susuk, dan hal-hal ‘ajaib’ lainnya. Dan yang membuat saya menghela nafas berkali-kali adalah dalam iklan tersebut ada kutipan ayat-ayat Al-Quran. Saya benar-benar tak habis pikir, kenapa orang-orang tersebut berani mengatasnamakan agama untuk kepentingan syirik yang sebenarnya sangat sangat melenceng dari ajaran agama Islam.
Saya memang tahu ada beberapa ayat Alquran, Hadits yang bisa ‘menolong’ kita dari kepentingan duniawi. Di beberapa pondok pesantren pun diajarkan tentang hal itu. Tapi, saya yakin, bahwa Allah selalu memberikan petunjuk-petunjuk itu untuk digunakan umatNYA dalam hal kebaikan, bukan untuk saling menjegal lawan atau rivalnya dalam melakukan bisnis, atau untuk mempercantik diri , “mempesona diri” dengan memakai susuk. Karena yang saya tahu, Allah pun tidak menyukai sesuatu yang palsu. Bagi saya, kutipan ayat-ayat suci Alquran yang juga ampuh untuk mengobati masalah duniawai, justru akan menjadi sebuah cobaan bagi umatnya, apakah ia akan terus mempergunakannya untuk kepentingan yang baik, atau justru akan memperdagangkannya untuk kepentingan duniawi miliknya sendiri.
Adanya publikasi dunia mistik yang makin marak ada dalam media massa beberapa tahun belakangan ini, juga membuat saya geleng-geleng kepala berulang kali, karena jika dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu yang hanya berkisar tentang zodiac dan shio di media massa, maka sekarang dunia mistik memang sudah dianggap hal yang wajar dan bahkan selalu membuat pemirsa/pembaca media dibikin penasaran dibuatnya. Sudah berapa ribu kali wajah Mama Lauren atau Ki Joko Bodo muncul di media? Sama seringnya mungkin dengan munculnya wajah Luna Maya dan Ahmad Dhani di media. Yah, semoga ini memang bukan suatu tanda bahwa kiamat sudah dekat. Ketika kepercayaan pada Sang Maha Kuasa, Yang Maha Berkehendak telah digantikan dengan kepercayaan terhadap manusia, benda, bahkan hanya kepada insting manusia.
Saya mungkin keliru, ilmu agama saya juga belum begitu dalam, sejauh ini saya hanya mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya dalam hal ini, jika ada yang mau berbagi pendapat, saya dengan senang hati menerimanya. Ditunggu ya…